Minggu, 30 Maret 2014

Resume RE

Resume Praktikum Rangkaian Elektronika
Tanggal : 20 Maret 2013
Nama : Hazmi Ramadhan Adli
NIM : 1301478
Cara Menyolder yang baik dan benar
Pertama-tama tentu kita harus menyiapkan peralatanya dahulu, peralatan yang harus disiapkan antara lain:
1. Solder,
2. Tinol atau timah, (metal yang mempunyai titik cair cukup rendah sehingga mudah mencair)
3. PCB
4. Penyedot tinol, (digunakan untuk membersihkan tinol baik yang ada pada PCB maupun komponen, juga digunakan untuk mempermudah waktu mencabut komponen dari PCB)
5. Pasta solder
6. Dudukan solder, (digunakan untuk menyimpan solder yang panas ketika sedang tidak digunakan)
Ada beberapa peraturan yang dianjurkan untuk keselamatan dalam melakukan penyolderan, diantaranya :
1. Gunakan kacamata polycarbonate atau yang sejenis untuk melindungi mata dari asap solder
2. Jangan pernah menyentuh elemen pemanas atau ujung dari solder
3. Selalu kembalikan solder pada stand soder setelah digunakan atau ketika tidak digunakan
4. Lakukan penyolderan pada area yang cukup ventilasi
5. Cuci tangan ketika selesai mengerjakan penyolderan
Proses penyolderan :
1. Bersihkan PCB dan Kaki Komponen
Bersihkan bagian-bagian yang akan disolder baik itu PCB maupun kaki komponen elektronika dengan ampelas halus atau pisau sehingga lapisan-lapisan cat,
gemuk atau oksida tersingkirkan. Bila menggunakan kawat montase berisolasi (misal; kawat email) maka kelupaslah dulu isolasinya sepanjang 6-7mm
kemudian ujung kawat dilapis dengan timah.
2. Memasukan Komponen Elektronika pada PCB
Kawat kaki komponen dimasukan pada lubang PCB dan bengkokan dengan tang sehingga terdapat pengait mekanis untuk menjaga posisi komponen. Ujung kawat yang berdiameter besar harus dipasang sedemikian rupa sehingga penyolderan dapat dilakukan dengan baik.
3. Mengatur Posisi PCB
Aturlah posisi PCB dan titik solderan sehingga cairan timah dapat mengalir sendiri ke titik yang diinginkan dengan bantuan gravitasi bumi.
4. Memanaskan PCB dan Kaki Komponen
Letakan bagian datar dari ujung solder ke sisi yang lebar pada PCB sehingga penyaluran panas terjadi melalui permukaan yang paling luas.
5. Menambahkan Timah pada Titik Solderan Berikan timah pada titik solderan dan usahakan lapisan kolophonium lebih dulu mencair baru kemudian timah. Jumlah timah yang dilebur pada titik solderan tidaklah harus memenuhi lingkaran pad PCB.
6. Menarik Timah Solder Setelah jumlah timah yang meleleh dirasa cukup, singkirkan timah dari titik solderan. Tahan ujung solder pada titik solderan sampai timah meresap pada semua bagian solderan. Setelah itu tarik ujung solder dari titik solderan dan biarkan beberapa saat untuk proses pendinginan.
7. Mendinginkan Titik Solderan Selama pendinginan, titik penyolderan tidak boleh terguncang untuk menghindari penyolderan dingin. Penyolderan dingin dapat dilihat dari permukaan timah pada titik solderan yang menjadi buram.
8. Perhatikan Untuk menyolder komponen semikonduktor gunakanlah solder yang panas dan lakukan dengan cepat. Hindari menggunakan solder yang dingin yang justru membuat proses penyolderan menjadi lebih lama kecuali dalam kondisi tertentu yang mengharuskan menggunakan solder yang lebih dingin.
Membuat rangkaian seri dan paralel sederhana
A. Rangkaian seri

1. Tentukan besar resistansi resistor yang akan kita gunakan, agar tidak terlalu kecil dan kebesaran. Saya menggunakan 2 resistor yang masing-masing besar resistansinya sekitar 1500 Ω.
2. Persiapkan PCB, baterai 9 volt, resistor, LED dan Solder.
3. Pasangkan kaki resistor pada lubang PCB, begitu juga dengan kaki LED
4. Hubungkan satu resistor dengan kaki bagian negative dari LED dan kaki resistor yang satunya dengan resistor yang lainnya.
5. Lalu tes apakah LED menyala dengan cara hubungkan baterai bagian negativenya dengan kaki resistor yang tidak terhubung denga LED, dan bagian positive baterai dihubungkan dengan kaki positive LED.
6. Jika sudah berhasil menyala, maka solderlah bagian kaki dari LED yang dihubungkan dengan kaki resistor.
7. Agar lebih rapih, potong bagian sisa dari kaki resistor dan LED.


gambar 1. Rangkaian seri tampak depan

gambar 2. Rangkaian seri tampak belakang

B. Rangkaian paralel

1. Tentukan besar resistansi resistor yang akan kita gunakan, agar tidak terlalu kecil dan kebesaran. Saya menggunakan 2 resistor yang masing-masing besar resistansinya sekitar 1500 Ω.
2. Persiapkan PCB, baterai 9 volt, resistor, LED dan Solder.
3. Pasangkan kaki resistor pada lubang PCB, begitu juga dengan kaki LED
4. Hubungkan kedua resistor tersebut, bisa dengan ditempelken ataupun bisa menggunakan kabel, disini saya menggunakan kabel. Kemudian satu sisi dari dari resistor yang dihubungkan dengan cara ditempelken dihubungkan dengan sisi negative dari LED
5. Lalu tes apakah LED menyala dengan cara hubungkan baterai bagian negativenya dengan salah satu kaki resistor yang telah dihubungkan dengan kabel , dan bagian positive baterai dihubungkan dengan kaki positive LED.
6. Jika sudah berhasil menyala, maka solderlah bagian kaki dari LED yang dihubungkan dengan kaki resistor.
7. Agar lebih rapih, potong bagian sisa dari kaki resistor dan LED.

gambar 3. Rangkaian Paralel tampak depan

gambar 4. Rangkaian paralel tampak belakang.
Menghitung Hambatan Pengganti Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel
Dalam rangkaian listrik, hambatan dapat dirangkai secara seri, paralel, atau kombinasi (gabungan) dari keduanya. Setiap susunan rangkaian memiliki fungsi tertentu.
a. Rangkaian Seri Hambatan

Ketika Anda ingin memperkecil kuat arus yang mengalir pada rangkaian atau membagi tegangan listrik, Anda dapat melakukannya dengan menyusun beberapa hambatan secara seri, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 8.6. Perhatikanlah bahwa hambatan-hambatan dikatakan tersusun seri jika satu sama lain tersambung hanya pada satu terminalnya.
Pada Gambar 8.6(a), terminal kanan hambatan R1 tersambung dengan terminal kiri hambatan R2 di titik b dan terminal kanan R2 tersambung dengan terminal kiri R3 di titik
Rangkaian hambatan seri ini ekivalen dengan sebuah hambatan pengganti seri seperti pada Gambar 8.6(b).






Gambar 8.6 (a) Rangkaian seri hambatan. (b) Hambatan pengganti seri.
Ekivalensi antara hambatan pengganti seri dan hambatan-hambatan yang dirangkai seri, ditentukan sebagai berikut.
Pada Gambar 8.6(a), tegangan total antara titik a dan titik d memenuhi persamaan Vad = Vab + Vbc + Vcd
Sesuai dengan Hukum Ohm, V = IR maka persamaan tersebut dapat ditulis
Vad = I1R1 + I2R2 + I3R3





Gambar 8.7 (a) Hambatan tersusun paralel. (b) hambatan penggantinya. Pada rangkaian seri, arus yang mengalir pada tiap hambatan besarnya sama, yakni I1= I2 = I3 = I, maka Vad dapat ditulis lagi sebagai berikut.
Vad = I(R1 + R2 + R3)
Adapun dari Gambar 8.6(b) diperoleh
Vad = IRs
Dengan membandingkan dua persamaan terakhir diperoleh
Rs =R1 + R2 + R3 …………. (8–8)

Persamaan (8–8) menunjukkan bahwa hambatan-hambatan yang dirangkai seri akan memberikan hambatan total (pengganti) yang lebih besar daripada nilai setiap hambatannya.
Hubungan seri untuk resistor dapat disimpulkan :

1. Hubungan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan rangkaian.
2. Hubungan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan.
3. Kuat arus yang melewati setiap hambatan adalah sama.


b. Rangkaian Paralel Hambatan
Hambatan yang disusun paralel berfungsi untuk membagi arus atau memperkecil hambatan total. Pada susunan paralel, setiap hambatan saling tersambung pada kedua terminalnya, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 8.7(a).
Tegangan pada setiap hambatan sama, yakni V1 = V2 = V3 = V.
Hambatan ekivalen paralel diperlihatkan pada Gambar 8.7(b).
Pada Gambar 8.7(a), arus I yang keluar dari baterai terbagi menjadi tiga yakni I1, I2, dan I3 yang masing-masing mengalir melalui R1, R2, dan R3.
Hubungan antara arus listrik tersebut memenuhi persamaan
I = I1 + I2 + I3
Sesuai dengan Hukum Ohm, I= V/R maka persamaan di atas dapat ditulis
I = V1/R1 + V2/R2 + V3/R3
Oleh karena V1 = V2 = V3 = V maka persamaan tersebut dapat ditulis lagi sebagai berikut
1/V = (1/R1 + 1/R2 + 1/R3)
sehingga persamaan tersebut dapat ditulis menjadi:
1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
Hubungan paralel untuk resistor dapat disimpulkan :
1. Hubungan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan rangkaian.
2. Hubungan paralel berfungsi sebagai pembagi arus.
3. Beda potensial pada setiap ujung-ujung hambatan adalah sama.


Referensi :


Royn.. 2012. ”Cara Menyolder yang baik dan benar” [online]. Tersedia : http://sinelectronic.blogspot.com/2012/02/cara-menyolder-yang-baik-dan-benar.html [25 Maret 2014].
Ansori, A Insya.. 2013. “Teknik Menyolder” [online]. Tersedia : http://insyaansori.blogspot.com/2013/03/teknik-menyolder.html [25 Maret 2014].
Pande.. 2012. “Mengitung Hambatan Pengganti pada Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel” [online]. Tersedia : http://tkjsmkgp.blogspot.com/2013/06/resistor-3-menghitung-hmabatan.html [25 Maret 2014].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar